Apa yang dimaksud dengan mengikuti kehendak Tuhan?

Published on 3 May 2020 at 15:28

Apa yang dimaksud dengan mengikuti kehendak Tuhan? Apakah kita mengikuti kehendak Tuhan jika hanya berkhotbah dan bekerja bagi Tuhan?

Ayat Alkitab untuk Referensi:

"Engkau harus mengasihi Tuhan dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap pikiranmu. Inilah perintah pertama dan yang terutama. Dan perintah yang kedua, yang sama dengan itu, Engkau harus mengasihi sesamamu manusia seperti diri sendiri" (Matius 22:37-39).

"Jika seseorang mengasihi-Ku, ia akan memelihara firman-Ku: dan Bapa-Ku akan mengasihinya, dan Kami akan datang kepadanya, dan tinggal bersamanya. Dia yang tidak mengasihi-Ku, tidak memelihara perkataan-Ku" (Yohanes 14:23–24).

"Jika engkau tetap berada di dalam firman-Ku, engkau adalah sungguh-sungguh murid-Ku" (Yohanes 8:31).

"Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Banyak orang akan berkata kepada-Ku di hari itu kelak, Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat demi nama-Mu, telah mengusir setan-setan demi nama-Mu, dan melakukan banyak pekerjaan ajaib demi nama-Mu? Saat itu Aku akan menyatakan kepada mereka, Aku tidak pernah mengenalmu: pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan" (Matius 7:21-23).

Firman Tuhan yang Relevan:

Di setiap zaman, Tuhan mengaruniakan beberapa firman kepada manusia saat Dia bekerja di dunia, menyampaikan beberapa kebenaran kepada manusia. Kebenaran ini merupakan jalan untuk ditaati manusia, jalan untuk ditempuh manusia, jalan yang memampukan manusia untuk takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, dan jalan yang harus dilakukan serta ditaati oleh manusia dalam hidup mereka dan sepanjang perjalanan hidup mereka. Karena alasan inilah Tuhan mengaruniakan firman ini kepada manusia. Firman ini yang datang dari Tuhan harus ditaati oleh manusia, dan menaati firman tersebut berarti menerima kehidupan. Jika seseorang tidak menaatinya, tidak melakukannya, dan orang tidak hidup dalam firman Tuhan dalam kehidupan mereka, maka orang ini tidak melakukan kebenaran secara nyata. Dan jika mereka tidak melakukan kebenaran secara nyata, mereka tidak takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, juga mereka tidak dapat memuaskan Tuhan. Jika seseorang tidak dapat memuaskan Tuhan, mereka tidak dapat menerima pujian dari Tuhan; orang semacam ini tidak memiliki kesudahan.

Dikutip dari "Bagaimana Mengetahui Watak Tuhan

dan Hasil Pekerjaan-Nya"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Berjalan di jalan Tuhan bukan tentang menaati aturan di permukaan. Sebaliknya, itu berarti bahwa jika engkau dihadapkan pada suatu perkara, pertama-tama, engkau melihatnya sebagai sebuah keadaan yang telah diatur oleh Tuhan, sebuah tanggung jawab yang dikaruniakan kepadamu oleh-Nya, atau sesuatu yang telah Dia percayakan kepadamu, dan bahwa ketika engkau sedang menghadapi perkara ini, engkau bahkan harus melihatnya sebagai sebuah ujian dari Tuhan. Ketika menghadapi perkara ini, engkau harus memiliki sebuah standar, engkau harus berpikir bahwa itu datang dari Tuhan. Engkau harus berpikir tentang bagaimana menangani perkara ini sedemikian rupa sehingga engkau dapat memenuhi tanggung jawabmu, dan setia kepada Tuhan; bagaimana cara melakukannya dan tidak membangkitkan amarah Tuhan, atau menyinggung watak-Nya.

Dikutip dari "Bagaimana Mengetahui Watak Tuhan

dan Hasil Pekerjaan-Nya"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Ketika membicarakan tentang pekerjaan, manusia percaya bahwa pekerjaan itu berarti pergi ke sana kemari untuk Tuhan, berkhotbah di segala tempat, dan berjerih lelah untuk Tuhan. Meskipun keyakinan ini benar, pandangan ini terlalu sepihak; yang Tuhan minta dari manusia bukanlah sekadar melakukan perjalanan ke sana kemari bagi Tuhan, tetapi lebih berkaitan dengan pelayanan dan pembekalan di dalam roh. Banyak saudara-saudari belum pernah memikirkan tentang bekerja bagi Tuhan bahkan setelah bertahun-tahun mengalaminya, sebab pekerjaan dalam gagasan manusia tidak selaras dengan pekerjaan yang diminta Tuhan. Jadi, manusia sama sekali tidak tertarik dengan masalah pekerjaan, dan inilah sesungguhnya alasan mengapa jalan masuk manusia juga sangat sepihak. Engkau semua harus mulai masuk dengan cara bekerja bagi Tuhan, sehingga engkau semua dapat mengalami semua aspeknya dengan lebih baik. Inilah yang harus engkau masuki. Pekerjaan bukan mengacu pada pergi ke sana kemari bagi Tuhan. Pekerjaan mengacu pada apakah kehidupan manusia dan perkara-perkara yang dihidupi manusia itu dimaksudkan untuk dinikmati Tuhan. Pekerjaan mengacu pada manusia yang menggunakan kesetiaan mereka kepada Tuhan dan pengenalan mereka akan Tuhan untuk bersaksi tentang Tuhan dan melayani manusia. Inilah tanggung jawab manusia dan perkara yang harus disadari semua manusia. Dengan kata lain, jalan masukmu adalah pekerjaanmu; engkau semua berusaha untuk memasukinya selama melakukan pekerjaanmu bagi Tuhan. Mengalami Tuhan bukan sekadar dapat makan dan minum firman-Nya. Yang lebih penting, engkau semua harus mampu memberi kesaksian tentang Tuhan, melayani Tuhan, serta melayani dan membekali manusia. Inilah yang dimaksud dengan pekerjaan, serta jalan masukmu. Inilah yang harus dicapai oleh setiap orang. Ada banyak orang yang hanya berfokus pada melakukan perjalanan ke sana kemari bagi Tuhan, dan berkhotbah di segala tempat, tetapi mengabaikan pengalaman pribadi mereka dan melalaikan jalan masuk mereka ke dalam kehidupan rohani. Inilah yang menyebabkan orang-orang yang melayani Tuhan menjadi orang-orang yang menentang Tuhan.

Dikutip dari "Pekerjaan dan Jalan Masuk (2)"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Bayangkan engkau dapat bekerja bagi Tuhan, tetapi engkau tidak menaati Tuhan, dan tak mampu sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Dengan demikian, bukan hanya engkau tak akan memenuhi tugas seorang ciptaan Tuhan, tetapi engkau juga akan dikutuk oleh Tuhan, sebab engkau seorang yang tidak memiliki kebenaran, yang tidak mampu menaati Tuhan, dan yang tidak taat kepada Tuhan. Engkau hanya menghiraukan soal bekerja bagi Tuhan, dan tidak menghiraukan tentang melakukan kebenaran, atau mengenali dirimu sendiri. Engkau tidak memahami ataupun mengenal Sang Pencipta, dan tidak menaati ataupun mengasihi Sang Pencipta. Engkau adalah seorang yang pada dasarnya tidak taat kepada Tuhan, dan orang seperti itu tidak dikasihi oleh Sang Pencipta.

Dikutip dari "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada

Jalan yang Dijalani Manusia"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Banyak orang yang mengikut Tuhan hanya peduli dengan cara memperoleh berkat atau menghindari malapetaka. Ketika pekerjaan dan pengaturan Tuhan disebut, mereka terdiam dan kehilangan minat. Mereka yakin bahwa mengetahui perkara yang membosankan semacam itu tidak akan membuat hidup mereka bertumbuh atau memberikan manfaat, sehingga walaupun mereka telah mendengar pesan-pesan tentang pengelolaan Tuhan, mereka tidak menanggapinya dengan serius. Mereka tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu yang berharga untuk diterima, apalagi menerimanya sebagai bagian dari kehidupan mereka. Orang-orang semacam itu memiliki satu tujuan yang sangat sederhana dalam mengikut Tuhan: untuk memperoleh berkat, dan mereka terlalu malas untuk berurusan dengan apa pun yang tidak melibatkan tujuan ini. Bagi mereka, percaya kepada Tuhan untuk memperoleh berkat adalah tujuan yang paling sah dan inti dari iman mereka. Mereka tidak tergerak oleh apa pun yang tidak dapat mencapai tujuan ini. Demikianlah halnya dengan kebanyakan orang yang percaya kepada Tuhan pada masa kini. Tujuan dan motivasi mereka kelihatannya benar, karena bersamaan dengan percaya kepada Tuhan, mereka juga mencurahkan tenaga bagi Tuhan, mempersembahkan diri kepada Tuhan, dan menjalankan tugas mereka. Mereka menyerahkan masa muda mereka, meninggalkan keluarga dan pekerjaan, dan bahkan menghabiskan waktu bertahun-tahun menyibukkan diri jauh dari rumah. Demi tujuan akhir mereka, mereka mengubah minat mereka, pandangan hidup mereka, dan bahkan mengubah arah yang mereka tempuh, tetapi mereka tidak dapat mengubah tujuan iman mereka kepada Tuhan. Mereka sangat sibuk demi menggapai cita-cita mereka sendiri. Tidak peduli seberapa jauh jalan yang harus ditempuh, dan tidak peduli berapa banyak kesulitan dan rintangan yang ada di sepanjang jalan, mereka tetap berpegang pada keyakinan mereka dan tidak takut mati. Kekuatan apa yang membuat mereka dapat terus mendedikasikan diri mereka dengan cara ini? Apakah hati nurani mereka? Apakah karakter mereka yang agung dan mulia? Apakah tekad mereka untuk melakukan pertempuran dengan kekuatan jahat sampai pada akhirnya? Apakah iman yang membuat mereka memberikan kesaksian tentang Tuhan tanpa mengharapkan balasan? Apakah kesetiaan yang membuat mereka rela menyerahkan segalanya untuk melakukan kehendak Tuhan? Ataukah semangat pengabdian yang membuat mereka selalu melepaskan keinginan pribadi mereka yang berlebih-lebihan? Bagi orang-orang yang tidak pernah mengenal pekerjaan pengelolaan Tuhan ini, mereka berkorban begitu banyak, sungguh sebuah keajaiban yang menakjubkan! Untuk saat ini, kita tidak perlu membahas berapa banyak yang telah diberikan oleh orang-orang ini. Meskipun demikian, perilaku mereka sangat layak untuk dianalisis. Selain untuk segala keuntungan yang sangat mereka harapkan, mungkinkah ada alasan lain bagi orang-orang yang tidak pernah memahami Tuhan ini untuk berkorban begitu besar bagi-Nya? Dalam hal ini, kita menemukan masalah yang sebelumnya tidak teridentifikasi: Hubungan manusia dengan Tuhan semata-mata demi kepentingan diri sendiri. Hubungan ini adalah hubungan antara penerima dan pemberi berkat. Singkatnya, hubungan ini seperti hubungan antara karyawan dan majikan. Karyawan bekerja hanya untuk memperoleh imbalan yang diberikan oleh majikan. Dalam hubungan semacam ini, tidak ada kasih sayang, hanya ada kesepakatan; tidak ada tindakan mencintai dan dicintai, hanya ada derma dan belas kasihan; tidak ada pengertian, hanya ada kepasrahan dan tipu daya; tidak ada keintiman, hanya ada jurang pemisah yang tak terjembatani. Ketika segala sesuatunya sampai pada titik ini, siapakah yang mampu membalikkan kecenderungan semacam ini? Berapa banyakkah orang yang benar-benar mampu memahami betapa menyedihkannya hubungan semacam ini? Aku yakin bahwa ketika orang membenamkan diri dalam kegembiraan semata-mata karena diberkati, tidak ada yang dapat membayangkan betapa buruk dan memalukannya hubungan dengan Tuhan yang semacam ini.

Dikutip dari "Manusia Hanya Dapat Diselamatkan

dalam Pengelolaan Tuhan"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Beberapa orang berkata: "Paulus melakukan banyak sekali pekerjaan, dan ia memikul beban yang sangat berat bagi jemaat serta memberi kontribusi yang begitu besar bagi mereka. Tiga belas surat Paulus menyokong 2.000 tahun Zaman Kasih Karunia, dan nomor dua terbesar di bawah Empat Injil. Siapa yang dapat dibandingkan dengannya? Tak ada seorang pun yang dapat menguraikan Wahyu Yohanes, sementara surat-surat Paulus memberi kehidupan, dan pekerjaan yang ia lakukan mendatangkan manfaat bagi jemaat. Siapa lagi yang dapat mencapai hal-hal seperti ini? Lalu, pekerjaan apakah yang dilakukan Petrus?" Ketika manusia mengukur orang lain, pengukurannya berdasarkan kontribusi mereka. Ketika Tuhan mengukur manusia, pengukuran-Nya berdasarkan sifatnya. Di antara orang-orang yang mencari kehidupan, Paulus adalah seorang yang tidak memahami hakikatnya sendiri. Ia sama sekali tidak rendah hati ataupun taat. Ia juga tidak memahami hakikatnya, yang sebenarnya bertentangan dengan Tuhan. Jadi, Paulus adalah seorang yang belum melewati pengalaman yang mendalam, dan seorang yang tidak melakukan kebenaran. Petrus berbeda. Ia tahu ketidaksempurnaannya, kelemahannya, dan wataknya yang rusak sebagai ciptaan Tuhan, jadi ia memilih jalan pengamalan, yang dapat mengubah wataknya. Ia bukanlah seperti mereka yang hanya memiliki doktrin, tanpa ada kenyataan. Orang yang berubah adalah orang baru yang telah diselamatkan, merekalah orang yang layak mengejar kebenaran. Orang yang tidak berubah termasuk dalam bilangan orang yang pasti ditinggalkan. Merekalah orang-orang yang belum diselamatkan, artinya, orang-orang yang dibenci dan ditolak Tuhan. Mereka tidak akan diingat oleh Tuhan betapa besar pun pekerjaan mereka. Saat engkau membandingkan hal ini dengan pengejaranmu sendiri, entah engkau akhirnya orang yang serupa dengan Petrus atau dengan Paulus semestinya sudah jelas. Jika masih belum ada kebenaran dalam pencarianmu, dan jika bahkan sampai saat ini pun engkau masih angkuh dan lancang seperti Paulus, dan masih dangkal serta memegahkan diri seperti dia, tak diragukan lagi engkau adalah orang bobrok yang gagal. Jika yang kaucari sama seperti Petrus, jika engkau mencari pengamalan dan perubahan sejati, dan tidak angkuh serta keras kepala, tetapi berusaha melakukan tugasmu, engkau adalah ciptaan Tuhan yang dapat meraih kemenangan.

Dikutip dari "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada

Jalan yang Dijalani Manusia"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Aku tidak akan merasa kasihan kepadamu yang menderita bertahun-tahun dan bekerja keras tapi tidak ada hasilnya. Sebaliknya, Aku akan menghukum mereka yang tidak memenuhi tuntutan-Ku, bukan memberi upah, apalagi bersimpati. Mungkin engkau semua membayangkan karena sudah menjadi pengikut-Ku selama bertahun-tahun dan melakukan banyak hal bagi-Ku, engkau setidaknya akan mendapat upah di rumah Tuhan karena menjadi pelaku pelayanan. Aku katakan sebagian besar dari engkau semua berpikir seperti ini karena engkau sampai sekarang mengejar prinsip cara mengambil untung atas sesuatu dan tidak dimanfaatkan. Jadi Aku katakan sekarang dengan serius. Aku tidak peduli seberapa terhormatnya kerja kerasmu, seberapa mengesankan kualifikasimu, seberapa dekat engkau mengikut Aku, seberapa terkenalnya engkau, atau seberapa baik sikapmu, selama engkau tidak melakukan apa yang Aku minta, engkau tidak akan mendapat pujian dari-Ku. Lepaskan semua pemikiran dan perhitunganmu secepat mungkin dan mulailah anggap serius permintaan-Ku. Jika tidak, Aku akan mengubah semua orang menjadi abu untuk mengakhiri pekerjaan-Ku dan membuat pekerjaan yang sudah Kulakukan selama bertahun-tahun dan penuh penderitaan menjadi sia-sia, karena Aku tidak bisa membawa musuh-musuh-Ku dan orang yang bau kejahatan, yang sama seperti Iblis, masuk kerajaan-Ku, ke zaman berikutnya.

Dikutip dari "Pelanggaran Akan Membawa Manusia Ke Neraka"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Beberapa orang pada akhirnya akan berkata: "Aku sudah melakukan begitu banyak pekerjaan bagi-Mu, dan meskipun mungkin tidak ada pencapaian yang dapat dirayakan, tetap saja aku sudah rajin melakukan upayaku. Tak dapatkah Engkau izinkan saja aku masuk ke dalam surga untuk memakan buah pohon kehidupan?" Engkau harus tahu orang-orang semacam apa yang Aku inginkan. Orang yang tidak murni tidak diizinkan masuk ke dalam kerajaan. Orang-orang yang tidak murni tidak diizinkan mencemarkan tanah yang kudus. Meskipun engkau mungkin sudah melakukan banyak pekerjaan, dan telah bekerja selama bertahun-tahun, pada akhirnya, jika engkau masih tetap kotor dan menyedihkan—menurut hukum Surga tidak dapat dibenarkan engkau berharap dapat masuk ke dalam kerajaan-Ku! Semenjak dunia dijadikan sampai saat ini, tak pernah Aku memberi jalan masuk yang mudah bagi orang-orang yang menjilat untuk mendapatkan perkenanan-Ku. Inilah peraturan surga, dan tak seorang pun dapat melanggarnya! Engkau harus mencari kehidupan. Saat ini, orang-orang yang disempurnakan adalah orang-orang yang sejenis dengan Petrus. Mereka adalah orang-orang yang mengusahakan perubahan pada wataknya sendiri, dan bersedia menjadi kesaksian bagi Tuhan serta melaksanakan tugasnya sebagai ciptaan Tuhan. Hanya orang-orang seperti inilah yang akan disempurnakan. Jika engkau hanya mencari upah, dan tidak mengusahakan perubahan watak hidupmu sendiri, semua upayamu akan sia-sia—inilah kebenaran yang tak terubahkan!

Dikutip dari "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada

Jalan yang Dijalani Manusia"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Aku menetapkan tempat tujuan setiap orang bukan berdasarkan umur, senioritas, banyaknya penderitaan, dan yang paling penting, sejauh mana mereka mengundang belas kasihan; melainkan berdasarkan apakah mereka memiliki kebenaran atau tidak. Tidak ada pilihan lain kecuali ini. Engkau semua harus menyadari bahwa semua orang yang tidak mengikuti kehendak Tuhan akan dihukum. Ini fakta yang tidak akan berubah. Karenanya, semua orang yang dihukum, akan menerima hukumannya demi kebenaran Tuhan dan sebagai ganjaran atas banyaknya tindakan jahat mereka.

Dikutip dari "Persiapkanlah Perbuatan Baik yang Cukup

untuk Tiba di Tempat Tujuanmu"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Add comment

Comments

There are no comments yet.